Super Blue Blood Moon 2018, Jangan Sampai Kelewatan

Beberapa hari ini setiap ayah saya menyaksikan program berita di televisi, saya selalu mendengar informasi mengenai peristiwa super blue blood moon. Selain itu, orang-orang yang saya temui juga membicarakannya. Dan ternyata saya baru tau bahwa peristiwa itu terjadi hari ini (31 Januari 2018). Jujur saya sebetulnya sebelum ini tidak terlalu paham dengan fenomena Super Blue Blood Moon ini karna saya tidak terlalu bagus dalam mata pelajaran sains di sekolah dulu. Yang saya tau bahwa fenomena ini adalah gerhana bulan, that’s all. Namun, karna rasa penasaran saya yang tinggi terhadap suatu fenomena yang sedang jadi trending publik (Huehe), maka saya pun mencari tau melalui banyak media, salah satunya dengan menonton film eclipse the twilight saga. *lho
Jadi, sederhananya, kenapa fenomena ini punya nama yang lebih panjang dari hanya sekedar gerhana bulan. Super Blue Blood Moon adalah fenomena dimana tiga peristiwa gerhana bulan terjadi pada satu waktu. Yakni matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis sejajar. Posisi bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi, sehingga terlihat lebih besar dan lebih terang dari kondisi normalnya. Blue Moon yakni ketika bulan purnama muncul dua kali dalam satu bulan kalender. Dan Blood Moon, seperti namanya, bulan tampak berwarna merah darah saat terjadi fase gerhana total nanti. Hal ini terjadi ketika bulan sepenuhnya masuk dalam bayangan gelap bumi. Bulan akan ditutupi bumi dan sinar matahari akan menembus atmosfer bumi sebelum sampai ke bulan. Gas-gas di atmosfer menyebarkan cahaya biru dan meloloskan cahaya merah. Warna merah pada bulan merefleksikan tingkat polusi sebuah wilayah di bumi. Selain indah tapi juga sedih yaa. Karna semakin merah warna bulan menunjukkan tingkat polusi di bumi semakin tinggi. Fenomena Super Blue Blood Moon ini terakhir kali terjadi di tahun 1866 atau 152 tahun yang lalu. Selain itu fenomena ini tidak terjadi dalam selang waktu yang tetap. Pantas saja orang-orang banyak membicarakannya dan antusias untuk menyaksikan karna peristiwa ini tergolong langka. Menurut BMKG sendiri beberapa wilayah di Indonesia dapat menyaksikan peristiwa tersebut, termasuk wilayah saya di Jawa Timur. Tapi sayang sekali sejak sore tadi di daerah tempat tinggal saya cuaca sedang tidak mendukung sehingga tidak terlihat sama sekali karna tertutup awan hitam. Saya hanya mendapat informasi dari kakak saya yang sedang berada di Kendari itupun tidak terlihat jelas.

           *Penampakan bulan di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tengah*

Selain fakta sains, ada juga mitos-mitos yang berkembang. Yang paling populer di lingkungan saya, ketika terjadi gerhana bulan kita dianjurkan bergelantungan agar bertambah tinggi badan. Percaya atau tidak bisa dicoba, saya sendiri belum tumbuh satu senti pun setelah bergelantungan tiap gerhana bulan beberapa tahun kemarin :D. Terlepas dari mitos, yang paling baik untuk menunjukkan rasa syukur dianjurkan bagi muslim untuk melaksanakan sholat sunnah gerhana berjamaah atau dapat melaksanakan sendiri dirumah. Yang jelas, Fenomena ini sayang sekali untuk dilewatkan dan juga aman diamati dengan mata telanjang. Jadi bagi yang beruntung daerahnya sedang dalam cuaca cerah atau bulan memang tampak jelas silahkan dapat diamati dan diabadikan (biasanya dibagikan juga di media sosial oleh kids zaman now). Jangan sampai melewatkan momen yang di prediksikan akan terulang 19 tahun yang akan datang (nah loh).

sumber: 
http://news.metrotvnews.com/peristiwa/0k8LP5Pk-mengenal-lebih-jauh-fenomena-super-blue-blood-moon
https://www.antaranews.com/berita/682078/menit-ke-menit-fase-terbentuknya-super-blue-blood-moon-2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer